Senin, 10 Mei 2010

MISTERI DANAU ROOPKUND

Sebuah danau di India menyimpan misteri. Di tempat inilah telah ditemukan setidaknya 600 kerangka manusia. Bagaimanakah kisah danau yang terletak dekat dengan pegunungan Himalaya ini?

Danau Roopkund terletak di Uttarakhan, India. Danau ini berada di ketinggian 5.029 meter di pegunungan Himalaya. Kerangka - kerangka manusia pertama kali ditemukan oleh seorang penjaga danau itu pada tahun 1942, ketika danau ini mulai digunakan sebagai objek wisata. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini hingga banyak kerangka manusia yang ditemukan ?

Kisah danau roopkund berawal ketika es di distrik Chamoil, Uttarakhan mencair. Ketika es yang mencair tadi mulai menggenang, perlahan kerangka - kerangka manusia yang terkubur disitu mulai terlihat. Seperti yang telah saya utarakan diatas, seorang penjaga danau setempat menemukannya untuk pertama kali pada tahun 1942.Para antropolog, ahli sejarah, bahakn penduduk setempat tertarik untuk menyelidiki tempat ini. Darimanakah mereka berasal? Apa yang mereka lakukan di tempat yang tidak bersahabat ini? Pertanyaan itulah yang selalu terbayang dibenak para antropolog.

Banyak yang berspekulasi bahwa kerangka - kerangka itu berasal dari tentara Jepang yang menginvasi daerah itu. Kemudian, mereka semua tewas karena suatu bencana longsor ( entah tanah longsor, atau salju longsor ). Ada juga yang berpendapat bahwa ketika zaman PD II, Jepang membuang orang - orang penting Inggris ke tempat ini.Namun, hasil tes radio karbon yang dilakukan pada tahun 1960-an menolak anggapan ini. Hasil tes menunjukkan bahwa kemungkinan kerangka - kerangka ini berasal dari abad 12 sampai abad 15. Hasil ini membuat para sejarahwan menghubungkan kerangka - kerangka ini dengan korban dari serangan Mohammad Tughlak yang gagal di Gharwal Himalaya.

Beberapa orang juga berpendapat, mungkin kerangka - kerangka ini adalah korban dari suatu wabah penyakit yang terjadi di wilayah itu. Sebagian ilmuwan juga berpendapat mereka adalah korban hasil dari ritual bunuh diri.


Dalam cerita rakyat setempat, pada awal abad pertengahan, Raja Jashdhawal dari Tanauj ingin merayakan kelahiran dari ahli warisnya dengan cara berziarah ke gunung Devi-Nanda di Gharwal Himalaya. Tetapi, di melanggar aturan ziarah dengan bernyanyi dan menari. Rombongan Raja ini pun akhirnya dihukum oleh dewa yang dikenal masyarakat dengan nama Latu. Mereka semua terjebak didalam es hingga berbentuk seperti sebuah danau.

Tampaknya, tidak semua cerita rakyat hanyalah mitos belaka. Penyelidikan forensik dilakukan lagi terhadap kerangka - kerangka ini. Para ilmuwan yang ditugaskan oleh National Geographic menjelaskan bahwa mayat - mayat ini kemungkinan tewas karena pukulan benda keras tepat di kepala mereka. " Kami mengambil sejumlah tengkorak, dan hasilnya menunjukkan bahwa ada keretakkan yang dalam di tengkorak mereka," kata Subhash Walimbe, seorang antropolog dari Perguruan tinggi Deccan.



Keretakkan itu menurut Subhash bukan berasal akibat tanah longsor maupun salju longsor, tetapi karena dihantam oleh sesuatu yang seukuran bola tenis. Ini mengindikasikan bahwa mereka telah dilanda suatu musibah yang datang dari atas. Penjelasan yang dirasa paling masuk akal bagi antropolog adalah kematian mereka disebabkan oleh hujan es yang besar.

Anggota lain dari tim, Wolfgang Sax, seorang antropolog ddari Universitas Heidelberg di Jerman, mengutip sebuah lagu tradisional penduduk setempat, yaitu seorang perempuan Himalaya yang menggambarkan seorang dewi yang murka karena orang - orang mengotori tempat suci miliknya dan dia memberikan hujan kematian kepada mereka dengan melemparkan hujan es yang "keras bak besi ".

" Kami kagum dengan apa yang kami temukan, " kata Pramod Joglekar, seorang Arkeolog dari Perguruan Tinggi Deccan. " selain tengkorak, kami juga menemukan mayat utuh yang terawetkan dalam es, " lanjutnya. Para ilmuwan juga menemukan beberapa artifak, yaitu sebuah cincin, tongkat, sebuah sepatu kulit dan tombak. Mereka memperkirakan masih banyak kerangka - kerangka manusia yang terkubur di dasar danau Roopkund.

Penelitian dilanjutkan dengan mengirimkan sampel ke Unit Akselerator radiokarbon milik Universitas Oxford dimana mereka memperkirakan sampel tersebut tewas sekitar tahun 850 Sebelum Masehi.

DK Batthacharya, seorang peneliti dari tim National Geographic mengemukakan bahwa dari sekian banyak mayat, hanya beberapa yang memiliki karakteristik sebagai orang - orang Mongoloid pegunungan dari Himalaya. Ini mengindikasikan bahwa mungkin orang - orang asing dulu memperkerjakan orang lokal sebagi kuli, namun belum bisa dipastikan aktifitas apa yang mereka lakukan di tempat itu. Ada yang berpendapat, mereka memperkerjakan mereka sebagai guide karena pemukiman terdekat dari roopkund berjarak 35 km saat itu dan mustahil bagi mereka untuk dapat melakukan perjalanan tanpa bantuan dari penduduk setempat.

Terlepas dari misterinya, danau roopkund merupakan objek wisata yang indah. Karena terletak di dua pangkal puncak Himalaya menjadikan pemandangan di daerah ini begitu indah. Sebuah festival keagamaan diselenggarakan di padang Alpine setiap musim gugur, mungkin mirip dengan upacara yang diselenggarakan di gunung Bromo. Lalu, festival keagamaan yang lebih besar diadakan setiap 12 tahun sekali.

Namun, keadaan danau roopkund sekarang berbeda dengan dahulu. Pemerintah setempat dinilai kurang cekatan dalam hal melindungi situs ini. Kerangka - kerangka maupun artifak peninggalan mereka dilaporkan sering dicuri. Bahkan coretan - coretan pengunjung semakin banyak mewarnai batu - batuan di sekitar danau. Semoga pemerintahnya peduli terhadap situs ini karena tidak menutup kemungkinan, danau Roopkund adalah salah satu situs sejarah yang penting di bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Dunk

Iklan